Saatnya Bertani Lebih Cerdas
Langkah-Langkah Memulai Integrated Farming – Dunia pertanian kini mulai bertransformasi. Tidak cukup hanya menanam dan menunggu panen, petani masa kini dituntut untuk berpikir lebih strategis, efisien, dan ramah lingkungan. Salah satu konsep pertanian yang menjawab tantangan tersebut adalah Integrated Farming atau Pertanian Terpadu.
Bagi pemula yang ingin memulai, mungkin konsep ini terdengar rumit. Tapi sebenarnya, jika dipahami langkah-langkahnya, pertanian terpadu justru bisa jadi solusi cerdas yang menguntungkan.
Oleh karena itu, Artikel ini akan mengulas langkah-langkah praktis memulai Integrated Farming bagi pemula, lengkap dengan studi kasus dari PT. Pesantren Jangkar Farm—perusahaan yang sudah sukses menerapkan sistem ini di Kp. Karangdan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya.
Apa Itu Integrated Farming?
Integrated Farming adalah sistem pertanian yang menggabungkan beberapa sektor usaha dalam satu kawasan, seperti:
- Pertanian (tanaman pangan, hortikultura)
- Peternakan (sapi, kambing, ayam, dll.)
- Perikanan (budidaya ikan air tawar)
- Perkebunan (pisang, kelapa, kopi, dll.)
Setiap komponen saling mendukung. Contohnya, kotoran ternak diolah menjadi pupuk untuk tanaman, dan air kolam ikan digunakan untuk menyiram kebun karena mengandung nutrisi.
Mengapa Integrated Farming Cocok untuk Pemula?
- Hemat biaya produksi
- Banyak limbah bisa dimanfaatkan ulang
- Memiliki banyak sumber penghasilan
- Kemudian, Tidak bergantung pada satu komoditas
- Ramah lingkungan
- Minim penggunaan bahan kimia
- Potensi pasar luas
- Mulai dari sayuran segar hingga produk olahan
- Cocok untuk lahan kecil maupun besar
Langkah-Langkah Memulai Integrated Farming
- Pahami Konsep Dasarnya
Sebelum terjun, pahami dulu konsep integrasi antar sektor: bagaimana satu komponen bisa mendukung yang lain. Misalnya:
- Tanaman menghasilkan limbah organik → jadi pakan ternak
- Kotoran ternak → jadi pupuk kompos
- Air kolam → jadi nutrisi alami tanaman
Selanjutnya, Belajar dari PT. Pesantren Jangkar Farm, integrasi ini bukan hanya teori, tapi benar-benar diterapkan. Semua sektor dikelola harmonis, saling menopang, dan minim limbah.
2. Tentukan Skala dan Lahan
Untuk pemula, tak perlu langsung besar. Mulai dari skala kecil, misalnya:
- Kolam lele 2 x 3 meter
- Kandang kambing 3 ekor
- Kebun sayur 100 m²
Selanjutnya, Lahan kecil pun bisa maksimal jika dikelola secara terpadu. Di awal berdirinya, PT. Pesantren Jangkar Farm juga memulai dari skala lokal. Selanjutnya, Kini mereka berkembang menjadi kawasan pertanian terpadu dengan luas lahan yang makin bertambah.
3. Pilih Komponen yang Saling Mendukung
Selanjutnya, Beberapa kombinasi Integrated Farming yang cocok untuk pemula:
- Sayur + lele + ayam kampung
- Jagung + kambing + ikan nila
- Pisang + sapi + kolam bioflok
Pilih yang sesuai kemampuan, iklim, dan potensi pasar di daerah Anda.
4. Rancang Alur Siklus Produksi
Buat skema alur agar semua komponen terintegrasi. Contoh:
- Pakan ikan → sisa jadi sedimen pupuk
- Air kolam → menyiram sayuran
- Sisa panen sayur → pakan ternak
- Kotoran ternak → pupuk organik tanaman
Dengan alur ini, efisiensi meningkat dan biaya produksi menurun drastis.
Langkah-Langkah Memulai Integrated Farming
5. Gunakan Teknologi Sederhana
Untuk awal, gunakan peralatan sederhana:
- Ember, kolam terpal, drum bekas
- Komposter dari karung plastik
- Kandang dari bambu atau kayu bekas
Belajar dari Jangkar Farm, mereka memulai banyak hal dengan teknologi ramah lingkungan yang mudah diakses masyarakat. Teknologi canggih boleh menyusul, yang penting fungsinya maksimal.
6. Belajar dari yang Sudah Berpengalaman
Kunjungi lokasi pertanian terpadu seperti PT. Pesantren Jangkar Farm. Mereka sering membuka pelatihan bagi petani, santri, dan masyarakat umum.
Beberapa ilmu yang bisa dipelajari dari mereka:
- Cara membuat pupuk kompos dari kotoran kambing
- Budidaya ikan lele sistem bioflok
- Teknik tanam organik yang efisien
- Sistem pengairan terpadu dari air kolam
7. Manajemen Keuangan dan Pemasaran
Catat semua biaya dan hasil panen. Pisahkan keuangan pribadi dan usaha. Pemasaran bisa dilakukan melalui:
- Media sosial (Facebook, TikTok)
- Pasar lokal dan warung
- Platform online (Shopee, Tokopedia)
Pesantren Jangkar Farm juga memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan produk dan edukasi publik.
Tips Tambahan untuk Pemula
✅ Mulai dari kecil, jangan buru-buru besar
✅ Fokus pada kualitas bukan kuantitas
✅ Jangan takut gagal, setiap percobaan adalah pelajaran
✅ Jalin komunitas sesama petani terpadu
✅ Update ilmu melalui pelatihan dan konten edukatif
Selanjutnya, Integrated Farming bukan lagi sekadar konsep, tapi sebuah gerakan nyata menuju pertanian yang sehat, efisien, dan menghasilkan. Oleh karena itu, PT. Pesantren Jangkar Farm membuktikan bahwa dari desa pun bisa muncul inovasi besar yang berdampak luas.
Bagi Anda yang ingin memulai, tak perlu menunggu sempurna. Cukup mulai dari apa yang ada, dan terus belajar dari mereka yang sudah lebih dulu melangkah.
Ingin belajar langsung tentang Integrated Farming?
Kunjungi atau hubungi PT. Pesantren Jangkar Farm di:
📍 Kp. Karangdan, Desa Mekarjaya, Kec. Padakembang, Kab. Tasikmalaya
🌱 Siap menyambut siapa pun yang ingin belajar, berkolaborasi, atau sekadar melihat langsung praktik pertanian terpadu yang sesungguhnya.
KUNJUNGI MEDIA SOSIAL KAMI
Email : Pesantrenjangkarfarm@gmail.com
Website: integratedfarming.co.id
Telp kantor : +6287736101113
Google Maps : PT. Pesantren Jangkar Farm